TIMES PONOROGO, PONOROGO – Langit malam Kabupaten Ponorogo diprediksi akan berselimut nuansa spiritual pada Minggu (21/12/2025) malam. Mengambil lokasi di sepanjang poros jalan ikonik, HOS Cokroaminoto, gelaran akbar yang mengawali rangkaian acara Bumi Reog Berdzikir (BRB) 2025, siap dihelat sebagai ruang refleksi dan doa bersama bagi masyarakat Ponorogo.
Rangkaian acara yang diinisiasi Persatuan Setia Hati Terate (SH Terate) Cabang Ponorogo ini dibuka dengan prosesi Kirab Panji yang melambangkan marwah sejarah lokal, disusul dengan Pawai Obor yang akan membelah pusat kota. Nyala api obor ini menjadi simbol semangat pembersihan diri sekaligus penerang dalam menyongsong masa depan yang lebih berkah.
Siraman Rohani dari Tokoh Kharismatik
Tidak sekadar parade visual, inti dari kegiatan ini adalah penguatan batin melalui tausiyah.
Panitia pun telah mengonfirmasi kehadiran dua tokoh kharismatik, KH Ahmad Rofi'i Mahfudz atau Gus Eeng dan Bripka Eko Julianto atau yang akrab disapa Abah Eko, yang akan mengisi panggung utama. Duet dakwah keduanya diharapkan mampu memberikan kesejukan spiritual di tengah dinamika masyarakat saat ini.
Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (SH Terate) Cabang Ponorogo Moh Komaruddin mengatakan, pawai obor dan pengajian sangat penting dalam rangkaian BRB 2025.
Menurutnya, pendekatan religius dipilih sebagai bentuk ikhtiar agar agenda BRB 2025 berjalan lancar dan memberi manfaat luas.
"Pawai obor dan kirab Panji ini bukan sekedar seremoni pembuka. Ada doa bersama dan harapan agar BRB 2025 membawa kebaikan bagi semua," kata Moh Komaruddin.
Ia juga menjelaskan, pemilihan Jalan HOS Cokroaminoto sebagai lokasi acara bukan tanpa alasan. Kawasan yang kini menjadi jantung estetika Ponorogo tersebut dianggap mampu menampung antusiasme ribuan jamaah yang diprediksi akan memadati area sejak sore hari.
Humas Bumi Reog Berdzikir, Alim Faizin, menegaskan bahwa acara ini merupakan ikhtiar kolektif untuk membumikan dzikir di tanah kelahiran seni Reog.
"Kami ingin menyatukan energi positif seluruh warga. Melalui Kirab Panji dan Pawai Obor, kita diingat kembali pada akar budaya, sementara dzikir dan tausiyah menjadi nutrisi spiritualnya. Ini adalah momentum bagi kita untuk mengetuk pintu langit demi keselamatan dan kedamaian Ponorogo," ujar Alim Faizin kepada TIMES Indonesia, Minggu (21/12/2025).
Ia juga menambahkan bahwa koordinasi dengan pihak keamanan dan dinas perhubungan telah dilakukan guna memastikan kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan jamaah selama acara berlangsung. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kirab Panji dan Pawai Obor Awali Acara Bumi Reog Berdzikir 2025
| Pewarta | : M. Marhaban |
| Editor | : Deasy Mayasari |