TIMES PONOROGO, PONOROGO – Tradisi sebar koin saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Coper Kecamatan Jetis Ponorogo, sudah berlangsung sejak lama dan diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat setempat.
Meski tidak ada catatan tahun dimulainya, tradisi ini berakar dari nilai-nilai syukur dan kebersamaan yang telah melekat dalam budaya Desa tersebut.
Dilaksanakan di Masjid Al Ishaq, yang merupakan salah satu masjid tertua di Ponorogo, didirikan oleh KH Muhammad Besari Tegalsari pada abad ke-17 dan diwariskan kepada putranya Kiai Muhammad Ishaq.
Tradisi ini menjadi simbol rasa syukur dan kegembiraan atas datangnya bulan Maulid, serta untuk penghormatan terhadap warisan spiritual desa.
Koin disebar oleh garis keturunan leluhur desa, dan warga dari berbagai kalangan ikut berebut sebagai bagian dari perayaan.
Menurut Kepala Desa Coper Damanhuri, tradisi ini bukan sekedar seremoni, tapi juga menjadi ruang dakwah, pelestarian budaya, dan penguat identitas lokal. "Makna dari koin yang disebar dalam tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Coper ini,sangat kaya secara simbolik dan spiritual. Ini bukan sekedar lemparan uang, tapi ada pesan mendalam yang ingin disampaikan masyarakat melalui ritual," kata Damanhuri.
Ia juga menyebut, makna utama koin yang disebar, mencerminkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT, "Terutama karena telah dipertemukan kembali dengan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW," sebutnya.
Warga pun percaya bahwa koin yang didapat membawa berkah, baik secara spiritual maupun material. Bahkan ada anggapan bahwa koin tersebut bisa menjadi wasilah rezeki.
"Meski hanya berupa uang receh, tradisi ini mengajarkan bahwa kebahagiaan bisa hadir dalam bentuk yang sederhana dan merakyat," kata Siti, salah satu warga Desa Coper.
Menurutnya tradisi tahunan itu mempertemukan semua lapisan masyarakat dalam satu momen sukacita, memperkuat solidaritas, dan kebersamaan.
Bupati Sugiri Sancoko yang menyempatkan hadir dalam tradisi sebar koin peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Ishaq Desa Coper menegaskan, dalam kajian semiotika, koin menjadi "penanda" dari pesan dakwah yang lebih besar. "Mengajak masyarakat untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW dan mempererat hubungan sosial," katanya. (*)
Pewarta | : M. Marhaban |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |