TIMES PONOROGO, PONOROGO – Festival Nasional Reog Ponorogo memang bukan sekedar pertunjukan, tapi perayaan identitas dan kebanggaan warga Kabupaten Ponorogo yang tak tergoyahkan.
Semangat seperti itu, membuat budaya tetap hidup. Hujan justru menambah kesan magis saat penari Bujang Ganong, Jathil, Kelono Sewandono, hingga Dadhak Merak, saat mendengar iringan kendang yang menggelegar.
Itulah Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) XXX yang memasuki hari pertama penyelenggaraan, dalam rangkaian Grebeg Suro 2025, Minggu (22/6/2025) malam.
Para peserta Festival maupun penonton tetap antusias meskipun lokasi acara Panggung Utama Alun-alun Ponorogo sempat diguyur hujan.
Hari pertama FNRP menampilkan sembilan peserta dari Ponorogo, Jember hingga Jakarta. Kemeriahan sudah terjadi sejak peserta pertama dari grup Sardulo Bimo Mudho SMA Bima Jember, Jawa Timur.
Kursi penonton semakin padat saat grup lokal, Kridha Tamtama mendapat giliran tampil di urutan kedua. Grup beranggotakan para siswa SMK 2 PGRI Ponorogo itu mengenakan kostum dengan riasan yang lebih ekpresif.
Menurut salah seorang penonton, Adi, pertunjukkan dalam Festival Nasional Reog Ponorogo membuatnya terpesona dan ketagihan untuk menontonnya kembali. “Semoga ke depannya acara ini bisa terus digelar dan semakin meriah lagi,” ujarnya.
Sementara itu, penonton asal Banyuwangi yang bernama Cai mengungkapkan kekagumannya terhadap acara Grebeg Suro 2025 secara keseluruhan. Menurutnya, acara tersebut bisa menjadi tontonan yang menghibur sekaligus edukatif bagi masyarakat.
Dia menilai kemeriahan di Grebeg Suro 2025 seperti Festival Gandrung Sewu di daerah asalnya. Namun, dia mengapresiasi rangkaian acara tersebut lebih panjang dan mendapatkan apresiasi yang besar dari warga setempat.
“Acaranya seru, saya merasa asyik menonton pertunjukkan reog di Festival Nasional Reog Ponorogo tahun ini karena lokasinya lebih tertata rapi. Ada jalur keluar khusus (terpisah dengan pintu masuk) dan pencahayaan panggungnya lebih megah,” kata Cai.
Pertunjukkan reog dari para peserta terus berlanjut hingga tengah malam setelah sempat terhenti selama beberapa menit karena hujan. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), Judha Slamet Sarwo Edi mengaku telah mempersiapkan acara tersebut secara matang.
Termasuk, langkah antisipatif apabila terjadi hujan atau kendala teknis lainnya yang menghambat penampilan peserta festival reog. Namun, dia meyakinkan penyelenggaraa FNRP 2025 berjalan lancar tanpa kendala yang berarti. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Hujan Tak Surutkan Antusiasme Penonton Menyaksikan Festival Nasional Reog Ponorogo
Pewarta | : M. Marhaban |
Editor | : Ronny Wicaksono |