TIMES PONOROGO, PONOROGO – Hari Ibu di tahun 2025 bukan sekadar seremoni kalender, melainkan momen untuk berhenti sejenak dan menyadari bahwa di balik kemajuan dunia yang semakin cepat, ada doa ibu yang tetap menjadi jangkar paling kokoh.
Di tengah bisingnya notifikasi dan cepatnya arus informasi tahun 2025, kita seringkali lupa pada satu suara yang selalu tenang, yakni suara Ibu.
Ibu adalah sosok yang mungkin tidak selalu mengerti algoritma atau teknologi terbaru, namun ia adalah ahli utama dalam membaca suasana hati kita hanya dari nada bicara atau tatapan mata.
Erni Haris Mawanti, Kabag Umum Setda Pemkab Ponorogo meyakini bahwa menjadi ibu di masa kini memiliki tantangan baru. Ia adalah pendidik, pendukung ekonomi, sekaligus penjaga moral keluarga.
"Ibu tahun 2025 adalah mereka yang berjuang menyeimbangkan dunia luar yang menuntut dengan kehangatan rumah yang merangkul," ucapnya Erni Kepada TIMES Indonesia, Senin (22/12/2025).
Menurutnya, Hari Ibu bukan tentang seberapa mahal kado yang kita berikan, melainkan seberapa hadir kita untuknya.
Karena bagi seorang Ibu, prestasi terbesar anak-anaknya bukanlah pangkat atau harta, melainkan saat kita tumbuh menjadi manusia yang memiliki kasih sebagaimana ia mengajarkannya sejak dalam buaian.
"Tahun boleh berganti, dunia boleh berubah menjadi serba digital, namun pelukan Ibu akan selalu menjadi tempat paling analog dan paling nyaman untuk pulang. Selamat Hari Ibu untuk wanita hebat yang doanya menembus langit," tukasnya. (*)
| Pewarta | : M. Marhaban |
| Editor | : Ronny Wicaksono |