TIMES PONOROGO, JOMBANG – Aroma masa lalu akan kembali menguar di jantung Kabupaten Jombang. Halaman Parkir Stadion Merdeka Jombang disulap menjadi ruang nostalgia melalui Festival Jadul Jombang Kampoeng Gus Dur 2025, sebuah perhelatan budaya, religi dan ekonomi kerakyatan Kota Santri yang digelar mulai 26 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026.

Festival ini digelar dalam rangka tasyakuran Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional sekaligus memperingati Hari Amal Bhakti Kementerian Agama Republik Indonesia, serta dirangkai dengan Gebyar Tahun Baru 2026.

Berbagai elemen masyarakat lintas latar belakang bersatu, menghadirkan semangat khas Jombang: religius, inklusif, dan berbudaya.

Kegiatan ini kolaborasi antara AMJ, FKMJ, BGD, PAMDI, KMJ, Kemenag Jombang, Pemkab Jombang, BAZNAS, PBS (AFCO), Tiber Perusda PDAM Jombang, Lesbumi NU dan Para Pelaku Usaha serta Travel Umroh dan Haji.

Ketua Aliansi Masyarakat Jombang (AMJ), Zulfikar D. Ikhwanto atau yang akrab disapa Gus Anto, menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar hiburan, melainkan ruang perjumpaan nilai-nilai Gus Dur dengan generasi hari ini.

Pertunjukan pentas seni pada Festival Jadul Jombang Kampoeng Gus Dur 2025. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

“Festival Jadul ini kami rancang sebagai ruang ingatan kolektif. Gus Dur bukan hanya milik masa lalu, tapi nilai-nilainya harus terus hidup di tengah masyarakat Jombang,” ujar Gus Anto, Minggu (28/12/2025).

Menurutnya, konsep “jadul” justru menjadi pintu masuk untuk mempertemukan kearifan lokal dengan tantangan zaman modern. Beragam stand dihadirkan, mulai dari jadul dan antikan, UMKM, kuliner lawas dan jajanan ndeso, hingga layanan travel haji dan umrah. 

Tak hanya itu, pengunjung juga akan disuguhi parade sholawat, musik islami, parade band, dangdut religi, wayang potehi, barongsai, hingga pengajian umum.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang, Muhajir, menilai festival ini selaras dengan spirit Hari Amal Bhakti Kemenag RI yang mengedepankan moderasi dan harmoni sosial.

“Ini bukan hanya perayaan, tapi juga syiar. Nilai-nilai keagamaan, kebudayaan, dan kebangsaan bertemu dalam satu ruang. Inilah wajah Islam yang ramah dan membumi seperti yang diajarkan Gus Dur,” ungkap Muhajir.

Muhajir menambahkan, keterlibatan Kemenag dalam festival ini merupakan bentuk dukungan terhadap dakwah kultural yang mengedepankan kebersamaan dan toleransi.

Dukungan juga datang dari Pemerintah Kabupaten Jombang. Wakil Bupati Jombang, KH. Salmanuddin Yazid, mengapresiasi inisiatif AMJ yang dinilainya mampu menggerakkan ekonomi rakyat sekaligus merawat identitas Jombang sebagai kota plural dan religius.

“Festival ini bukan hanya menghidupkan nilai Gus Dur, tapi juga menggerakkan UMKM, seni budaya, dan silaturahmi masyarakat. Inilah kekuatan Jombang yang harus terus kita rawat,” tutur KH. Salmanuddin Yazid.

Gus Salman Wakil Bupati Jombang saat hadir di Festival Jadul Jombang Kampoeng Gus Dur 2025. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

Puncak kemeriahan festival akan semakin semarak dengan kehadiran Deviana Safara sebagai bintang tamu, serta rangkaian majelis tasyakuran Al-Qur’an, tahlil, manaqib, sholawat, dan khotmil Qur’an haul ke-16 Gus Dur.

Di tengah gemerlap panggung dan riuh pengunjung, Festival Jadul Jombang Kampoeng Gus Dur 2025 bukan sekadar perayaan akhir tahun. Ia menjadi pengingat bahwa dari Jombang, nilai-nilai kemanusiaan, kebudayaan, dan kebangsaan terus dijaga sebagaimana pesan Gus Dur: 

“Tidak penting apa agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu,” kata Gus Dur semasa hidup. (*)