TIMES PONOROGO, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa belum menerima laporan resmi mengenai jumlah kerusakan dan korban akibat gempa di Malang, Sabtu (10/4/2021). Sumber gempa berkekuatan 6,7 skala richter tersebut tepatnya di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa 90 Km barat daya Kabupaten Malang.

“Ini saya langsung koordinasi ke tim tangguh,” kata Khofifah setelah menghadiri acara pelantikan dan rakerwil Barikade Gus Dur di gedung Islamic Center Surabaya, Sabtu (10/4/2021) sore.

Gempa yang terjadi hari ini pukul 14.16 WIB sempat dirasakan di beberapa wilayah di Jatim dan Bali, dan Khofifah mendapatkan informasi bahwa banyak terjadi kerusakan bangunan di Malang.

“Ini informasi loh ya, saya dari sistem informasi yang terkoneksi di handphone saya kemudian Kediri juga berasa Blitar juga agak tinggilah intensitasnya. Tapi paling dalam Malang karena memang terdekat 90 kilo dari pusat gempa,” terang mantan Mensos tersebut.

Sementara itu, Plt Kalaksa BPBD Jatim, Yanuar Rahmadi mengatakan, perkembangan kejadian Gempa Bumi di laut Barat Daya Kabupaten Malang hingga pukul 16.00 WIB ada beberapa dampak kerusakan yang ditimbulkan.

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

BPBD Jatim melakukan berbagai upaya, di antaranya menyebarluaskan melalui moda yang ada. Pihaknya juga berkoordinasi dengan 38 kab/kota untuk perkembangan terkait dampak yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.

“BPBD Jatim berkoordinasi dengan BMKG terkait potensi tsunami maupun adanya gempa susulan. TRC BPBD Lumajang telah menuju lokasi kejadian untuk evakuasi korban meninggal dunia tertimpa bongkahan batu. Agen Bencana dan TRC menyisir wilayah kab/kota untuk menggali dampak yang ditimbulkan akibat gempa di Malang tersebut,” jelasnya. (*)