TIMES PONOROGO, PONOROGO – Di tengah perkembangan dunia digital yang semakin pesat, Muhamad Sholikhan muncul sebagai salah satu tokoh muda yang memberikan dampak signifikan bagi Ponorogo. Sebagai seorang pemuda yang memiliki semangat tinggi dalam mengembangkan potensi lokal, Sholikhan berusaha menjawab tantangan era digital dengan mendirikan berbagai inisiatif yang mendorong transformasi digital di daerahnya.

Lahir dan dibesarkan di Ponorogo, tepatnya di Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, Sholikhan memiliki latar belakang yang berbeda dari kebanyakan pegiat teknologi lainnya. Menghabiskan masa muda di pesantren, ia terbiasa dengan kehidupan yang penuh disiplin dan spiritualitas. Namun, setelah menempuh pendidikan tinggi dan terjun ke dunia luar, ia menyadari bahwa digitalisasi adalah kunci untuk membawa Ponorogo ke panggung yang lebih luas.

Pada tahun 2022, Sholikhan mendirikan Societymedia, sebuah agensi sosial media yang bertujuan untuk membantu pelaku UMKM di Ponorogo agar dapat memaksimalkan potensi digital mereka. Dengan harga yang terjangkau, ia berhasil membantu berbagai bisnis lokal membangun branding yang lebih kuat dan mencapai audiens yang lebih luas. “Saya ingin Ponorogo tidak hanya dikenal lewat tradisi dan budaya, tapi juga lewat potensi digital yang dimiliki,” ujar Sholikhan.

Tak berhenti di situ, Sholikhan juga mengembangkan Podcast Ponorogo, sebuah kanal digital yang mengangkat berbagai isu lokal, dari politik hingga budaya, dengan pendekatan yang lebih segar dan mudah diakses oleh masyarakat. Podcast ini menjadi wadah bagi warga Ponorogo untuk mendapatkan informasi yang relevan dan terpercaya. Dengan konten yang kritis, edukatif, dan menghibur, Sholikhan berharap dapat menciptakan ruang dialog yang lebih sehat bagi masyarakat.

Salah satu inisiatif terbarunya adalah mengubah Podcast Ponorogo menjadi media berita digital. Langkah ini bertujuan untuk memperluas jangkauan informasi dan menghadirkan berita lokal yang lebih relevan bagi masyarakat Ponorogo, sekaligus membuka peluang untuk membangun komunitas digital yang lebih kuat di daerah tersebut.

Seiring dengan perkembangan usaha dan bisnisnya, Sholikhan tetap berkomitmen untuk menjaga integritas dan kesederhanaan dalam setiap proyek yang ia jalankan. “Saya ingin memberi manfaat lebih besar kepada masyarakat, tidak hanya lewat bisnis, tetapi juga lewat media yang bisa mencerdaskan dan membangun kesadaran sosial,” tambahnya.

Meskipun masih muda, dedikasi Sholikhan dalam membawa Ponorogo ke dunia digital menunjukkan bahwa pemuda tidak hanya bisa menjadi penerima perubahan, tetapi juga menjadi agen perubahan itu sendiri. Melalui usaha dan kreativitasnya, ia membuktikan bahwa setiap ide, sekecil apapun, memiliki potensi untuk mengubah dunia.(*)