https://ponorogo.times.co.id/
Berita

Reog Gemstone 2025: Upaya Kolaboratif Pemkab, Akademisi, dan Komunitas Bangkitkan Kejayaan Akik Ponorogo

Minggu, 21 September 2025 - 19:25
Reog Gemstone 2025: Upaya Kolaboratif Pemkab, Akademisi, dan Komunitas Bangkitkan Kejayaan Akik Ponorogo Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko (ketiga dari kiri) dan Prof Moh Fadli (kedua dari kiri)saat foto bersama saat acara Reog Gemstone 2025 di eks Pasar Lanang di Kabupaten Ponorogo, 11 September 2025 (FOTO: PSP UB for Times Indonesia)

TIMES PONOROGO, PONOROGO – Suasana hangat dan penuh keakraban terasa di ruang tamu rumah Prof. Moh. Fadli pada suatu malam di awal September 2025. 

Di tengah situasi kota yang kurang kondusif akibat demo dimana-mana, sekelompok orang justru berkumpul itu dengan satu tekad: menghidupkan kembali kejayaan batu akik Ponorogo. 

Mereka adalah para penggagas Reog Gemstone 2025 Ponorogo, peneliti, dan pecinta batu mulia yang percaya bahwa kolaborasi adalah kunci kebangkitan.

Pertemuan di ruang tamu di rumah Ketua Pusat Studi Peradaban Universitas Brawijaya (PSP UB) malam itu, bukan sekadar formalitas. Di sana hadir Rachmat Zakaria, pakar batu dari Garuda Khatulistiwa. Ada Zunaidi, Sugeng Prasetyo dan Roi penggagas acara Reog Gemstone 2025. 

Ada juga Bu Nara Permata Brilliyant, Gesang Bagoes Wahyu Dwi Asmoro, dan Zainal Arifien, Research Fellow PSP UB serta Prof Fadli sebagai tuan rumah. Mewakili komunitas yang selama ini bergelut dengan batu akik, mereka duduk berdampingan dengan akademisi dari Pusat Studi Peradaban Universitas Brawijaya untuk berdiskusi tentang mimpi besar bersama: menjadikan Ponorogo kembali sebagai pusat batu mulia nasional.

Dari Ruang Tamu ke Panggung Utama

Reog-Gemstone-2025.jpgKetua Pusat Studi Peradaban Universitas Brawijaya (PSP UB) Prof Moh Fadli saat meninjau serta berbincang dengan salah stu peserta Reog Gemstone 2025 di eks Pasar Lanang di Kabupaten Ponorogo, 11 September 2025 (FOTO: PSP UB for Times Indonesia)

Hanya dalam hitungan hari setelah pertemuan itu, mimpi jadi kenyataan. Gagasan yang dua bulan lalu muncul, mulai 11 sampai 14 September 2025, eks Pasar Lanang di Ponorogo yang biasanya sepi, tiba-tiba hidup oleh 55 stan batu akik, keris dan antikan, berikut 15 stan UMKM. Panitia mencatat, jumlah peserta yang ikut dalam perhelatan akbar ini sebanyak 1236 orang. Aroma kopi dan gemuruh obrolan pedagang batu akik dari seluruh Indonesia memenuhi udara. 

Inilah puncak dari kolaborasi dan gotong royong dari semua pihak. 

Saat Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko memberikan sambutan, wajahnya tampak takjub. "Saya tidak kebayang," ujarnya dengan nada kagum. "Saya pikir lapaknya cuma sekitar 5 (lima), ternyata banyak banget. Dan ada UMKM, ada seniman reog. Luar biasa, saya salut."

Dalam sambutannya, Bupati menyatakan komitmen penuhnya. "Ini awal yang baik. Ke depan kita mencoba untuk kita kulik bersama-sama yang dibutuhkan teman-tema apa, kita kaji bersama-sama kemudian agar kebangkitan serentak."

Bupati juga menyampaikan kalau acara ini diselenggarakan lagi tahun depan, kalau bisa dibarengkan dengan acara besar "Grebeg Suro" yang selalu dihelat oleh Pemkab Ponorogo tiap tahun.

Penandatanganan di Atas Batu sebagai Simbol Komitmen Abadi

Momen paling mengharukan terjadi ketika para pemangku kepentingan dan seluruh pihak yang berkolaborasi melakukan penandatanganan di atas batu mulia. Bupati, Ketua DPRD, Kapolres, Dandim, PSP UB, dan perwakilan komunitas, semua menyatakan komitmen mereka dengan tanda tangan yang akan abadi terpahat di batu.

Prof. Fadli, dengan semangat yang menggebu, menegaskan, "Karena PSP diminta, kami ya siap membantu. Tentu sesuai dengan kapasitas kami di kampus, yaitu bantuan berupa pemikiran."

Mimpi Besar Museum Batu Mulia

Bupati-Soegiri.jpgBupati Ponorogo, Sugiri Sancoko membubuhkan tandatangan dalam batu mulia sebagai bentuk komitmen untuk membangkitkan lagi kejayaan batu akik Ponorogo saat acara Reog Gemstone 2025 di eks Pasar Lanang di Kabupaten Ponorogo, 11 September 2025 (FOTO: PSP UB for Times Indonesia)

Di sela acara, obrolan berlanjut ke mimpi yang lebih besar: membangun Museum Batu Mulia Ponorogo. Gagasan ini terinspirasi museum serupa di Universitas Brawijaya yang menyimpan hasil ekspedisi tim PSP UB.

"Ya demi kemajuan semua pihak di Ponorogo," kata Prof. Fadli dengan mata berbinar. Ia percaya, jika daerah lain bisa maju dengan bisnis batu mulia, Ponorogo juga bisa. Keyakinannya bulat: kolaborasi dan gotong royong seluruh stakeholder, mulai pejabat hingga pelaku usaha adalah kunci untuk mengangkat lagi batu mulia Ponorogo.

Malam itu, di bawah langit Ponorogo, sebuah gerakan gotong royong telah lahir. Bukan sekadar untuk pameran semata, tetapi untuk membangun warisan yang akan dikenang generasi mendatang: kebangkitan batu akik Ponorogo yang dimulai dari kesatuan hati dan tujuan.

Acara Reog Gemstone 2025 ditutup pada 14 September 2025 dengan penyerahan piala kepada para pemenang kontes batu akik nasional. Acara penutupan ini juga jadi tanda kesuksesan awal dari cerita kolaborasi dan gotong royong seluruh pihak terkait. (*)

Pewarta : Faizal R Arief
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Ponorogo just now

Welcome to TIMES Ponorogo

TIMES Ponorogo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.